BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan karakter bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar mana yang salah , lebih dari itu pendidikan
karakter menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik
paham tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Jika diteliti lebih lanjut,
pendidikan karakter merupakan lagu lama yang diputar kembali. Dulu, pendidikan
karakter pernah diterapkan dengan nama pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah.
Seharusnya tidak hanya pada anak pondok pesantren saja pendidikan karakter
perlu di tanamakan melainkan, para siswa sekolah dasar juga sangat perlu
diajarkan untuk bersikap mandiri, dan lain sebagainya sebagai perwujudan
pendidikan karakter tersebut. Para siswa sekolah seharusnya tidak hanya
mendapatkan pembelajaran secara materi namun juga aplikasinya.
Dengan menyadari
pentingnya pendidikan karakter,dan mengingat pendidikan karakter tidak bisa
berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu nilai yang menjadi satu kesatuan
dengan setiap mata pelajaran di sekolah. Proses pendidikan karakter tidak dapat
langsung dilihat hasilnya dalam proses waktu yang singkat, tetapi memerlukan
proses yang kontinu dan konsisten. Pendidikan karakter berkaitan dengan waktu
yang panjang sehingga tidak dapat dilakukan dengan satu kegiatan saja. Di
sinilah pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter harus
diimplementasikan kemudian di integrasikan dalam kehidupan sekolah, baik dalam
konteks pembelajaran di dalam kelas maupun luar kelas.
1.2 Rumusan
Masalah
Penulis telah
menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan
dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya
tulis ini antara lain:
1.
Apa
pengertian dari pendidikan karakter?
2.
Bagaimana
cara menerapkan pendidikan karakter di sekolah dengan melalui pembudayaan dan
pembiasaan?
3.
Bagaimana
cara mempertahankan pendidikan karakter siswa agar masih tetap bisa diterapkan
melalui pembudayaan dan pembiasaan?
4.
Apa
manfaat pembudayaan dan pembiasaan pendidikan karakter di sekolah?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian pendidikan karakter
2.
Untuk
mengetahui cara penerapan pendidikan
karakter di sekolah dengan melalui pembudayaan dan pembiasaan
3.
Untuk
mengetahui cara mempertahankan pendidikan karakter siswa agar masih tetap bisa
diterapkan melalui pembudayaan dan pembiasaan
4.
Untuk
mengetahui manfaat pembudayaan dan pembiasaan pendidikan karakter di sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Thomas Lickona, Pendidikan Karakter adalah
pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi
pekerti , yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah
laku yang jujur ,bertanggung jawab ,menghormati hak orang lain kerja keras dan
sebagainnya.
Menurut Elkind dan Sweet (2004), Pendidikan Karakter
adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti
atas nilai – nilai etis atau susila.
Menurut Ramli (2003), Pendidikan Karakter memiliki esensi
dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak.
Menurut Russel Williams, menggambarkan karakter laksana ”
otot “, yang akan menjadi lembek jika tidak dilatih.
Jadi, jika dikaitkan dengan lingkungan sekolah,
pengertian Pendidikan Karakter adalah suatu pendidikan yang membentuk atau mencetak
kepribadian seseorang yang dilaksanakan dalam lingkungan formal dan dituntun
oleh guru, yang berperan sebagai tenaga pendidik dan sekaligus orang tua kedua
para siswanya. Dimana dalam hal ini, guru ikut serta dalam membentuk
kepribadian siswa dengan melalui pembudayaan dan pembiasaan pendidikan karakter
di sekolah.
2.2 Cara
Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah dengan Melalui pembudayaan dan
Pembiasaan
Dalam menerapkan pendidikan karakter di sekolah melalui
pembudayaan dan pembiasaan, guru harus mampu memberdayakan dirinya untuk
mengajarkan pendidikan karakter dengan dimulai dari dirinya sendiri dan guru
harus memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter.
Berikut ada beberapa cara penerapan pendidikan karakter
di sekolah melalui pemberdayaan dan pembiasaan:
1.)
Pembudayaan
dan Pembiasaan mengembangkan Nilai Karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Maha
Esa (Religius)
Berkaitan dengan nilai ini, pikiran, perkataan, dan
tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai – nilai ketuhanan
dan ajaran agamanya. Contohnya :
a)
Siswa
dibiasakan untuk selalu membaca do’a sebelum dan sesudah proses belajar
mengajar dilaksanakan
b)
Siswa
dibiasakan untuk selalu berkata sopan pada guru dan mengucapkan salam ketika
bertemu baik di dalam maupun diluar sekolah
c)
Siswa
diajarkan untuk selalu membudayakan
sikap toleransi kepada sesama teman tanpa membeda – bedakan antara satu dengan
yang lain
d)
Siswa
dibiasakan untuk melaksanakan Ibadah sholat secara berjama’ah dengan ketentuan
setiap kelas bergilir
e)
Siswa
diajarkan untuk selalu menolong sesama atau fakir miskin yang kesusahan dengan
cara melakukan zakat atau shadaqah dll.
2.)
Pembudayaan
dan Pembiasaan mengembangkan Nilai Karakter dalam hubungannya dengan diri
sendiri yang meliputi :
a)
Jujur
Merupakan
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap
diri dan pihak lain. Contoh : Guru menyediakan kantin kejujuran di sekolah,
dimana siswa membayar sendiri tanpa ada penjaganya yang mengawasi. Dengan
begitu, siswa dilatih untuk membiasakan berperilaku jujur.
b)
Bertanggung
Jawab
Merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa. Contoh : Guru selalu memberikan tugas PR kepada siswanya,
sehingga siswa terbiasa memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya
tersebut.
c)
Disiplin
Merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Contoh : Guru selalu
memberikan peraturan untuk toleransi keterlambatan siswa 10 menit untuk
mengikuti pelajaran. Dan Guru selalu memberikan hukuman apabila siswanya
terlambat melebihi batas ketentuan. Dengan seperti inilah, siswa akan terbiasa
bertindak disiplin dan tertib.
d)
Percaya
Diri
Merupakan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri
terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan. Contoh : Guru
selalu mengawasi siswanya ketika mengerjakan soal baik ulangan maupun ujian,
Jika siswanya ketahuan mencontek diberi hukuman yang sewajarnya. Sehingga siswa
tersebut menyadari bahwa nilai itu harus diukur dari kemampuan diri sendiri
tanpa tercampur pikiran orang lain. Dari sinilah, Siswa secara langsung akan
membiasakan dirinya untuk memiliki keyakinan dan kepercayadirian yang tinggi.
e)
Cinta
Ilmu
Merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
pengetahuan.
Contoh : Guru selalu mengajarkan siswa untuk selalu mencintai ilmu baik itu
yang ia sukai maupun ia benci (gampang atau rumit). Sehingga siswa merasa
terbiasa mencintai ilmu – ilmu yang ia pelajari di sekolah, yang nantinya akan
membawa pada peningkatan kemampuan berfikirnya untuk meraih prestasi dan cita –
citanya.
3.)
Pembudayaan
dan Pembiasaan mengembangkan Nilai Karakter dalam hubungannya dengan sesama
a)
Sadar
akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
Merupakan sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa
yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri
sendiri serta orang lain. Contoh : Guru mengajarkan siswanya untuk menyadari
bahwa semua orang memiliki hak dan kewajiban baik diri sendiri maupun orang
lain. Dalam prakteknya siswa terbiasa untuk saling memahami antar sesama teman
, tidak saling memojokkan karena semuanya memiliki hak yang sama untuk menerima
pendidikan dan memiliki kewajiban yang sama dalam menuntut ilmu.
b)
Patuh
pada aturan – aturan sosial
Merupakan sikap menurut dan taat terhadap aturan – aturan
yag berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. Contoh : Siswa diajarkan
mengenai segala bentuk aturan yang harus ia patuhi baik dalam lingkungan
formal, informal dan non formal. Sehingga siswa tersebut dapat membiasakan
dirinya untuk selalu taat dan patuh terhadap segala peraturan yang telah
ditetapkan di setiap tempat dimana ia berada.
c)
Menghargai
karya dan prestasi orang lain
Merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain. Contoh : Siswa diajarkan untuk terbiasa menghargai
karya atau prestasi temannya, dimana siswa memberikan simpati dan dukungan jika
salah satu temannya mendapatkan suatu prestasi yang baik agar tetap
mempertahankannya sampai tingkat internasional.
d)
Santun
Merupakan sifat yang halus dan baik dari sudut pandang
tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. Contoh : Guru mengajarkan
siswa untuk terbiasa bersikap dan bertutur kata sopan santun kepada semua
orang. Dimana siswa selalu menghormati orang yang lebih tua (Orang tua, guru,
ustad dll) dan menghargai yang lebih muda.
e)
Demokratis
Merupakan cara berfikir, bersikap dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Contoh : Siswa diajarkan
untuk saling menghargai dan memahami antar sesama, dimana siswa tersebut
terbiasa menerapkan sikap toleransi yang tinggi tanpa membeda – bedakan ras,
suku, agama dan budaya setiap temannya, ia menganggap semua sama antar satu dengan
yang lain satu saudara sebangsa dan setanah air.
4.)
Pembudayaan
dan Pembiasaan Nilai Karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
Berkaitan dengan sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya
– upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin
memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Contoh : Siswa
diajarkan untuk selalu terbiasa mencintai, menjaga dan merawat lingkungan
disekitarnya. Dimana dalam prakteknya siswa diharuskan membuang sampah pada
tempatnya tanpa sembarangan membuangnya di kolong meja. Siswa juga dibiasakan
untuk melaksanakan piket kelas secara bergiliran sehingga kelas terlihat bersih
dan siswa mampu mengikuti pembelajaran dikelas secara kondusif.
5.)
Pembudayaan
dan Pembiasaan Nilai kebangsaan
Berkaitan dengan cara berfikir, bertindak, dan wawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya.
a)
Nasionalis
Merupakan cara berfikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. Contoh :
siswa dihadapkan pada peristiwa masa lampau mengenai sejarah perjuangan para pahlawan
Indonesia dalam mencapai kemerdekaan sehingga mereka memiliki empati terhadap
bangsanya untuk tetap menjaganya, memperjuangkanya dan meneladani jasa para
pahlawan yang telah gugur dimedan perang. Dimana dalam prakteknya siswa selalu
terbiasa menyanyikan lagu kebangsaan dengan tertib dan tidak ramai pada saat
upacara berlangsung.
b)
Menghargai
keberagaman
Merupakan sikap memberikan respek/hormat terhadap
berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan
agama. Contoh : Siswa dibiasakan untuk menghargai perbedaan SARA antar
temannya. Dimana salah satu pilar Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika
(berbeda – beda tetapi tetap satu jua), artinya siswa menganggap bahwa meskipun
ada perbedaan antar sesamanya semua tetap satu dalam kebersamaan untuk menjalin
persaudaraan.
2.3 Cara
Mempertahankan Pendidikan Karakter Siswa agar Masih Tetap bisa Diterapkan
Melalui Pembudayaan dan Pembiasaan
Dalam pendidikan karakter siswa disekolah, apabila
diterapkan melalui pembudayaan dan pembiasaan sangat membutuhkan konsep dan
prinsip yang sangat kuat yang mampu mendukung terbentuknya karakter siswa agar
tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan disekitarnya, sehingga dapat memudarkan
karakter siswa untuk terbiasa melakukan suatu perilaku yang baik. Dalam hal ini
perlu adanya beberapa cara untuk mempertahankan pendidikan karakter siswa agar
masih tetap bisa diterapkan melalui pembudayaan dan pembiasaan, yaitu :
Ø
Guru
1.
Guru
harus mempromosikan nilai – nilai dasar etika sebagai basis karakter kepada
para siswanya
2.
Guru
harus merupakan seorang model dalam karakter dari awal hingga akhir pelajaran,
dimana sikap, tutur kata, dan perbuatannya merupakan cerminan dari nilai –
nilai karakter yang hendak ditanamkannya
3.
Guru
harus membiasakan memberikan reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang
dikehendaki dan memberikan puishment kepada mereka yang berperilaku dengan
karakter yang tidak dikehendaki
4.
Guru
harus menjadi teladan yang baik bagi siswanya sehingga ia terbiasa meneladani
gurunya baik sikap, sifat dan kepribadiannya
5.
Guru
harus mampu mengindentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan dan perilaku siswa
6.
Guru
harus menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun
karakter siswa
7.
Guru
harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku
yang baik
8.
Guru
harus memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka
sukses
9.
Guru
menfungsikan keluarga, guru dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha
membangun karakter
10. Guru mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta
didik
11. Guru harus mampu mengarahkan dan mendorong siswa untuk
terbiasa mempraktekkan 3s (senyum, sapa, salam)
Ø
Siswa – Siswi
1.
Siswa
– siswi menfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi
tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama
2.
Siswa
– siswi harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap berbagai adanya kemerosotan
etika moral setiap subyek disekolah
3.
Siswa
– siswi harus selalu istiqamah membiasakan diri untuk bertatakrama yang baik
kepada guru sebagai manifestasi pendidikan karakter
Ø
Fasilitas
Fasilitas yang ada disekolah harus memadai dan mendukung pembangunan
karakter peserta didik agar tercapainya karakter siswa yang mampu membiasakan
dirinya untuk selalu memanfaatkan fasilitas disekolah dengan baik.
Ø
Lingkungan
Lingkungan sekolah harus selalu terlihat asri dan enak
dipandang, dimana setiap kelas ada halamannya yang penuh dengan rerumputan
hijau dan pepohonan atau bunga yang indah yang mampu membawa suasana disekolah
terasa sejuk. Sehingga siswa dapat membiasakan dirinya untuk selalu menjaga
kebersihan dan tidak mengotorinya dengan tumpukan sampah yang berserakan.
2.4 Manfaat
Pembudayaan dan Pembiasaan Pendidikan Karakter di Sekolah
Dengan
adanya pembudayaan dan pembiasaan Pendidikan Karakter di Sekolah akan
melahirkan pendidikan karakter peserta didik yang multidisipliner, berbudi
pekerti, berakhlak mulia dan Agamis. Dimana ini merupakan suatu tuntutan
seorang pendidik yang berperan sebagai panutan siswanya yang harus mampu
mengajarkan nilai – nilai moral yang baik serta budi pekerti yang baik,
sehingga tertanam karakter yang baik dalam diri masing – masing siswa. Meskipun
dalam hal ini membutuhkan proses yang panjang dan ketelatenan pendidik dalam
mengajarkan dan mempraktekkan para siswanya untuk terbiasa berbudi pekerti yang
baik.
Jika siswa sudah
dibiasakan untuk berbuat kebaikan tentunya dalam dirinya sudah tertanam
karakter yang baik pula. Tergantung keseimbangan antara pendidik dan peserta
didik dalam membangun pendidikan karakter yang baik. Dimulai dari pendidik
sebagai manifestasi pembentukan karakter untuk memberikan contoh yang baik,
yang kemudian akan ditiru oleh peserta didiknya, sehingga membiasakannya
melakukan hal – hal kebaikan. Dimana dampaknya akan melahirkan karakter pribadi
siswa yang mampu memberikan kebanggaan yang luar biasa berdasarkan cita- cita
bangsa.
Berikut ada beberapa
manfaat yang dapat dipaparkan jika suatu pembudayaan dan pembiasaan pendidikan
karakter di Sekolah dapat diterapkan secara efektif dan efisien, yaitu :
1) Terciptanya peserta didik yang memiliki karakter
disiplin, rapi, berakhlak mulia, jujur, demokratis, nasionalis dan sebagainya.
2) Timbulnya rasa kehati – hatian siswa dalam bertindak dan
berperilaku agar tidak menyeleweng dari nilai – nilai moral
3) Terbentuknya jiwa peduli dalam diri peserta didik ketika
melihat orang lain terkena musibah dan hidupnya serba kekurangan (fakir miskin)
4) Terciptanya komitmen dalam diri peserta didik agar selalu
mentaati aturan – aturan yang berlaku di sekolah
5) Terjalinnya hubungan yang sangat erat antara peserta
didik dengan guru, staf – staf sekolah, dan teman – temannya
6) Terbentuknya kepribadian peserta didik yang arif,
bijaksana dan bertanggung jawab
7) Terciptanya sikap toleransi yang tinggi antar peserta
didik
8) Terbentuknya sikap dan sifat peserta didik yang saling
hormat – menghormati orang yang lebih tua dan menghargai yang lebih muda
Dalam dunia formal,
pendidikan karakter merupakan suatu komitmen pendidikan Nasional untuk mencetak
peserta didik yang berkarakter yang berguna bagi bangsa dan Negara. Dengan
demikian pembudayaan dan pembiasaan perlu ditingkatkan dan diinternalisasikan
dengan baik dalam lingkungan sekolah. Sehingga dapat memberikan banyak manfaat
baik bagi pendidik dan peserta didik dalam membiasakan penerapan nilai – nilai
moral yang baik. Dimana pendidik sebagai panutan dan pengajar yang baik bagi
siswa dan peserta didik sebagai pelaku pembentukan karakternya sehingga
berkarakter baik. Baik dalam hal tingkah laku, tindakan dan ucapannya yang
dibiasakan dalam lingkungan Sekolah. Dan selain itu, secara langsung juga mampu
diterapkan dan dibiasakan di luar lingkungan sekolah, yakni lingkungan keluarga
dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kita sebagai calon tenaga pendidik, tentunya harus banyak
belajar mengenai pendidikan karakter, sehingga kelak jika sudah terjun dalam
dunia pendidikan di sekolah tidak canggung lagi untuk mengajarkan nilai – nilai
etika yang baik kepada para peserta didik. Kita juga harus bisa menjadi guru
teladan yang baik dan mampu membawa peserta didik untuk membiasakan berbuat
kebaikan kepada semua orang, baik dalam hal pembelajaran, pergaulan, keagamaan,
serta menghindarkan peserta didik dari kerusakan moral yang merajalela.
Sehingga mampu mencetak generasi peserta didik yang berkarakter baik sesuai
cita – cita dan komitmen Pendidikan Nasional bangsa Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN
Gunawan, Heri.2012. Pendidikan
Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung :Alfabeta
Abdul Munir (2010), Pendidikan
Karakter,Yogyakarta, Pedagogia
Chaerul Rachman dan Heri Gunawan (2011), Mengembangkan Kompetensi Kepribadian Guru
yang Dicintai dan Diteladani oleh Siswa, Bandung : Nuansa Cendikia
Ahmad Tafsir (2004), Pendidikan
Budi Pekerti, Bandung, Maestro
Chaerul Rachman dan Heri Gunawan (2009), Perencanaan dan Strategi Pembelajaran, Menciptakan
Suasana Pembelajaran yang Bermakna, Bandung: Barokah Abadi