Minggu, 09 Maret 2014

Pendidikan Karakter di sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

                 Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar mana yang salah , lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik paham tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Jika diteliti lebih lanjut, pendidikan karakter merupakan lagu lama yang diputar kembali. Dulu, pendidikan karakter pernah diterapkan dengan nama pendidikan budi pekerti di sekolah-sekolah. Seharusnya tidak hanya pada anak pondok pesantren saja pendidikan karakter perlu di tanamakan melainkan, para siswa sekolah dasar juga sangat perlu diajarkan untuk bersikap mandiri, dan lain sebagainya sebagai perwujudan pendidikan karakter tersebut. Para siswa sekolah seharusnya tidak hanya mendapatkan pembelajaran secara materi namun juga aplikasinya.

Dengan menyadari pentingnya pendidikan karakter,dan mengingat pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu nilai yang menjadi satu kesatuan dengan setiap mata pelajaran di sekolah. Proses pendidikan karakter tidak dapat langsung dilihat hasilnya dalam proses waktu yang singkat, tetapi memerlukan proses yang kontinu dan konsisten. Pendidikan karakter berkaitan dengan waktu yang panjang sehingga tidak dapat dilakukan dengan satu kegiatan saja. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter harus diimplementasikan kemudian di integrasikan dalam kehidupan sekolah, baik dalam konteks pembelajaran di dalam kelas maupun luar kelas.

 

 

 

 

 

 

1.2  Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Adapun beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:

1.      Apa pengertian dari pendidikan karakter?

2.      Bagaimana cara menerapkan pendidikan karakter di sekolah dengan melalui pembudayaan dan pembiasaan?

3.      Bagaimana cara mempertahankan pendidikan karakter siswa agar masih tetap bisa diterapkan melalui pembudayaan dan pembiasaan?

4.      Apa manfaat pembudayaan dan pembiasaan pendidikan karakter di sekolah?

1.3  Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan karakter

2.      Untuk mengetahui  cara penerapan pendidikan karakter di sekolah dengan melalui pembudayaan dan pembiasaan

3.      Untuk mengetahui cara mempertahankan pendidikan karakter siswa agar masih tetap bisa diterapkan melalui pembudayaan dan pembiasaan

4.      Untuk mengetahui manfaat pembudayaan dan pembiasaan pendidikan karakter di sekolah

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Thomas Lickona, Pendidikan Karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti , yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang jujur ,bertanggung jawab ,menghormati hak orang lain kerja keras dan sebagainnya.

Menurut Elkind dan Sweet (2004), Pendidikan Karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti atas nilai – nilai etis atau susila.

Menurut Ramli (2003), Pendidikan Karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak.

Menurut Russel Williams, menggambarkan karakter laksana ” otot “, yang akan menjadi lembek jika tidak dilatih.

Jadi, jika dikaitkan dengan lingkungan sekolah, pengertian Pendidikan Karakter adalah suatu pendidikan yang membentuk atau mencetak kepribadian seseorang yang dilaksanakan dalam lingkungan formal dan dituntun oleh guru, yang berperan sebagai tenaga pendidik dan sekaligus orang tua kedua para siswanya. Dimana dalam hal ini, guru ikut serta dalam membentuk kepribadian siswa dengan melalui pembudayaan dan pembiasaan pendidikan karakter di sekolah.

 

2.2   Cara Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah dengan Melalui pembudayaan dan Pembiasaan

 

Dalam menerapkan pendidikan karakter di sekolah melalui pembudayaan dan pembiasaan, guru harus mampu memberdayakan dirinya untuk mengajarkan pendidikan karakter dengan dimulai dari dirinya sendiri dan guru harus memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter.

 

 

 

Berikut ada beberapa cara penerapan pendidikan karakter di sekolah melalui pemberdayaan dan pembiasaan:

1.)    Pembudayaan dan Pembiasaan mengembangkan Nilai Karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Maha Esa (Religius)

Berkaitan dengan nilai ini, pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai – nilai ketuhanan dan ajaran agamanya. Contohnya :

a)      Siswa dibiasakan untuk selalu membaca do’a sebelum dan sesudah proses belajar mengajar dilaksanakan

b)      Siswa dibiasakan untuk selalu berkata sopan pada guru dan mengucapkan salam ketika bertemu baik di dalam maupun diluar sekolah

c)      Siswa diajarkan untuk  selalu membudayakan sikap toleransi kepada sesama teman tanpa membeda – bedakan antara satu dengan yang lain

d)     Siswa dibiasakan untuk melaksanakan Ibadah sholat secara berjama’ah dengan ketentuan setiap kelas bergilir

e)      Siswa diajarkan untuk selalu menolong sesama atau fakir miskin yang kesusahan dengan cara melakukan zakat atau shadaqah dll.

2.)    Pembudayaan dan Pembiasaan mengembangkan Nilai Karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri yang meliputi :

a)      Jujur
          Merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain. Contoh : Guru menyediakan kantin kejujuran di sekolah, dimana siswa membayar sendiri tanpa ada penjaganya yang mengawasi. Dengan begitu, siswa dilatih untuk membiasakan berperilaku jujur.

 

 

 

 

b)      Bertanggung Jawab

Merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Contoh : Guru selalu memberikan tugas PR kepada siswanya, sehingga siswa terbiasa memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya tersebut.

c)      Disiplin

Merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Contoh : Guru selalu memberikan peraturan untuk toleransi keterlambatan siswa 10 menit untuk mengikuti pelajaran. Dan Guru selalu memberikan hukuman apabila siswanya terlambat melebihi batas ketentuan. Dengan seperti inilah, siswa akan terbiasa bertindak disiplin dan tertib.

d)     Percaya Diri

Merupakan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan. Contoh : Guru selalu mengawasi siswanya ketika mengerjakan soal baik ulangan maupun ujian, Jika siswanya ketahuan mencontek diberi hukuman yang sewajarnya. Sehingga siswa tersebut menyadari bahwa nilai itu harus diukur dari kemampuan diri sendiri tanpa tercampur pikiran orang lain. Dari sinilah, Siswa secara langsung akan membiasakan dirinya untuk memiliki keyakinan dan kepercayadirian yang tinggi.

e)      Cinta Ilmu

Merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.
Contoh : Guru selalu mengajarkan siswa untuk selalu mencintai ilmu baik itu yang ia sukai maupun ia benci (gampang atau rumit). Sehingga siswa merasa terbiasa mencintai ilmu – ilmu yang ia pelajari di sekolah, yang nantinya akan membawa pada peningkatan kemampuan berfikirnya untuk meraih prestasi dan cita – citanya.

3.)    Pembudayaan dan Pembiasaan mengembangkan Nilai Karakter dalam hubungannya dengan sesama

a)      Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Merupakan sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain. Contoh : Guru mengajarkan siswanya untuk menyadari bahwa semua orang memiliki hak dan kewajiban baik diri sendiri maupun orang lain. Dalam prakteknya siswa terbiasa untuk saling memahami antar sesama teman , tidak saling memojokkan karena semuanya memiliki hak yang sama untuk menerima pendidikan dan memiliki kewajiban yang sama dalam menuntut ilmu.

b)      Patuh pada aturan – aturan sosial

Merupakan sikap menurut dan taat terhadap aturan – aturan yag berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. Contoh : Siswa diajarkan mengenai segala bentuk aturan yang harus ia patuhi baik dalam lingkungan formal, informal dan non formal. Sehingga siswa tersebut dapat membiasakan dirinya untuk selalu taat dan patuh terhadap segala peraturan yang telah ditetapkan di setiap tempat dimana ia berada.

c)      Menghargai karya dan prestasi orang lain

Merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain. Contoh : Siswa diajarkan untuk terbiasa menghargai karya atau prestasi temannya, dimana siswa memberikan simpati dan dukungan jika salah satu temannya mendapatkan suatu prestasi yang baik agar tetap mempertahankannya sampai tingkat internasional.

d)     Santun

Merupakan sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. Contoh : Guru mengajarkan siswa untuk terbiasa bersikap dan bertutur kata sopan santun kepada semua orang. Dimana siswa selalu menghormati orang yang lebih tua (Orang tua, guru, ustad dll) dan menghargai yang lebih muda.

 

e)      Demokratis

Merupakan cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Contoh : Siswa diajarkan untuk saling menghargai dan memahami antar sesama, dimana siswa tersebut terbiasa menerapkan sikap toleransi yang tinggi tanpa membeda – bedakan ras, suku, agama dan budaya setiap temannya, ia menganggap semua sama antar satu dengan yang lain satu saudara sebangsa dan setanah air.

4.)    Pembudayaan dan Pembiasaan Nilai Karakter dalam hubungannya dengan lingkungan

Berkaitan dengan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya – upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Contoh : Siswa diajarkan untuk selalu terbiasa mencintai, menjaga dan merawat lingkungan disekitarnya. Dimana dalam prakteknya siswa diharuskan membuang sampah pada tempatnya tanpa sembarangan membuangnya di kolong meja. Siswa juga dibiasakan untuk melaksanakan piket kelas secara bergiliran sehingga kelas terlihat bersih dan siswa mampu mengikuti pembelajaran dikelas secara kondusif.

5.)    Pembudayaan dan Pembiasaan Nilai kebangsaan

Berkaitan dengan cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.

a)      Nasionalis

Merupakan cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. Contoh : siswa dihadapkan pada peristiwa masa lampau mengenai sejarah perjuangan para pahlawan Indonesia dalam mencapai kemerdekaan sehingga mereka memiliki empati terhadap bangsanya untuk tetap menjaganya, memperjuangkanya dan meneladani jasa para pahlawan yang telah gugur dimedan perang. Dimana dalam prakteknya siswa selalu terbiasa menyanyikan lagu kebangsaan dengan tertib dan tidak ramai pada saat upacara berlangsung.

 

b)      Menghargai keberagaman

Merupakan sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama. Contoh : Siswa dibiasakan untuk menghargai perbedaan SARA antar temannya. Dimana salah satu pilar Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika (berbeda – beda tetapi tetap satu jua), artinya siswa menganggap bahwa meskipun ada perbedaan antar sesamanya semua tetap satu dalam kebersamaan untuk menjalin persaudaraan.

 

2.3   Cara Mempertahankan Pendidikan Karakter Siswa agar Masih Tetap bisa Diterapkan Melalui Pembudayaan dan Pembiasaan

 

Dalam pendidikan karakter siswa disekolah, apabila diterapkan melalui pembudayaan dan pembiasaan sangat membutuhkan konsep dan prinsip yang sangat kuat yang mampu mendukung terbentuknya karakter siswa agar tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan disekitarnya, sehingga dapat memudarkan karakter siswa untuk terbiasa melakukan suatu perilaku yang baik. Dalam hal ini perlu adanya beberapa cara untuk mempertahankan pendidikan karakter siswa agar masih tetap bisa diterapkan melalui pembudayaan dan pembiasaan, yaitu :

Ø  Guru

1.      Guru harus mempromosikan nilai – nilai dasar etika sebagai basis karakter kepada para siswanya

2.      Guru harus merupakan seorang model dalam karakter dari awal hingga akhir pelajaran, dimana sikap, tutur kata, dan perbuatannya merupakan cerminan dari nilai – nilai karakter yang hendak ditanamkannya

3.      Guru harus membiasakan memberikan reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang dikehendaki dan memberikan puishment kepada mereka yang berperilaku dengan karakter yang tidak dikehendaki

4.      Guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswanya sehingga ia terbiasa meneladani gurunya baik sikap, sifat dan kepribadiannya

5.      Guru harus mampu mengindentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku siswa

6.      Guru harus menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter siswa

7.      Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik

8.      Guru harus memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka sukses

9.      Guru menfungsikan keluarga, guru dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter

10.  Guru mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada peserta didik

11.  Guru harus mampu mengarahkan dan mendorong siswa untuk terbiasa mempraktekkan 3s (senyum, sapa, salam)

Ø  Siswa – Siswi

1.      Siswa – siswi menfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama

2.      Siswa – siswi harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap berbagai adanya kemerosotan etika moral setiap subyek disekolah

3.      Siswa – siswi harus selalu istiqamah membiasakan diri untuk bertatakrama yang baik kepada guru sebagai manifestasi pendidikan karakter

Ø  Fasilitas

Fasilitas yang ada disekolah harus memadai dan mendukung pembangunan karakter peserta didik agar tercapainya karakter siswa yang mampu membiasakan dirinya untuk selalu memanfaatkan fasilitas disekolah dengan baik.

Ø  Lingkungan

Lingkungan sekolah harus selalu terlihat asri dan enak dipandang, dimana setiap kelas ada halamannya yang penuh dengan rerumputan hijau dan pepohonan atau bunga yang indah yang mampu membawa suasana disekolah terasa sejuk. Sehingga siswa dapat membiasakan dirinya untuk selalu menjaga kebersihan dan tidak mengotorinya dengan tumpukan sampah yang berserakan.

 

2.4   Manfaat Pembudayaan dan Pembiasaan Pendidikan Karakter di Sekolah

                       Dengan adanya pembudayaan dan pembiasaan Pendidikan Karakter di Sekolah akan melahirkan pendidikan karakter peserta didik yang multidisipliner, berbudi pekerti, berakhlak mulia dan Agamis. Dimana ini merupakan suatu tuntutan seorang pendidik yang berperan sebagai panutan siswanya yang harus mampu mengajarkan nilai – nilai moral yang baik serta budi pekerti yang baik, sehingga tertanam karakter yang baik dalam diri masing – masing siswa. Meskipun dalam hal ini membutuhkan proses yang panjang dan ketelatenan pendidik dalam mengajarkan dan mempraktekkan para siswanya untuk terbiasa berbudi pekerti yang baik.

                       Jika siswa sudah dibiasakan untuk berbuat kebaikan tentunya dalam dirinya sudah tertanam karakter yang baik pula. Tergantung keseimbangan antara pendidik dan peserta didik dalam membangun pendidikan karakter yang baik. Dimulai dari pendidik sebagai manifestasi pembentukan karakter untuk memberikan contoh yang baik, yang kemudian akan ditiru oleh peserta didiknya, sehingga membiasakannya melakukan hal – hal kebaikan. Dimana dampaknya akan melahirkan karakter pribadi siswa yang mampu memberikan kebanggaan yang luar biasa berdasarkan cita- cita bangsa.

                       Berikut ada beberapa manfaat yang dapat dipaparkan jika suatu pembudayaan dan pembiasaan pendidikan karakter di Sekolah dapat diterapkan secara efektif dan efisien, yaitu :

1)      Terciptanya peserta didik yang memiliki karakter disiplin, rapi, berakhlak mulia, jujur, demokratis, nasionalis dan sebagainya.

2)      Timbulnya rasa kehati – hatian siswa dalam bertindak dan berperilaku agar tidak menyeleweng dari nilai – nilai moral

3)      Terbentuknya jiwa peduli dalam diri peserta didik ketika melihat orang lain terkena musibah dan hidupnya serba kekurangan (fakir miskin)

4)      Terciptanya komitmen dalam diri peserta didik agar selalu mentaati aturan – aturan yang berlaku di sekolah

5)      Terjalinnya hubungan yang sangat erat antara peserta didik dengan guru, staf – staf sekolah, dan teman – temannya

6)      Terbentuknya kepribadian peserta didik yang arif, bijaksana dan bertanggung jawab

7)      Terciptanya sikap toleransi yang tinggi antar peserta didik

8)      Terbentuknya sikap dan sifat peserta didik yang saling hormat – menghormati orang yang lebih tua dan menghargai yang lebih muda

                       Dalam dunia formal, pendidikan karakter merupakan suatu komitmen pendidikan Nasional untuk mencetak peserta didik yang berkarakter yang berguna bagi bangsa dan Negara. Dengan demikian pembudayaan dan pembiasaan perlu ditingkatkan dan diinternalisasikan dengan baik dalam lingkungan sekolah. Sehingga dapat memberikan banyak manfaat baik bagi pendidik dan peserta didik dalam membiasakan penerapan nilai – nilai moral yang baik. Dimana pendidik sebagai panutan dan pengajar yang baik bagi siswa dan peserta didik sebagai pelaku pembentukan karakternya sehingga berkarakter baik. Baik dalam hal tingkah laku, tindakan dan ucapannya yang dibiasakan dalam lingkungan Sekolah. Dan selain itu, secara langsung juga mampu diterapkan dan dibiasakan di luar lingkungan sekolah, yakni lingkungan keluarga dan masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

            Pendidikan karakter di Sekolah melalui pembudayaan dan pembiasaan sangat mampu mendukung pembentukan karakter siswa – siswi yang berbudi pekerti yang baik, dimana dalam pengaplikasiannya peserta didik dituntut untuk membiasakan diri melakukan hal – hal kebaikan yang sesuai dengan nilai – nilai moral. Dalam kaitannya peserta didik memfungsikan semua staf sekolah sebagai guru – guru karakter yang memanifestasikan karakter positif dalam kehidupannya. Terutama, Guru adalah panutan siswa dalam lingkungan sekolah, sehingga Guru juga dituntut untuk bisa menjadi panutan yang baik bagi siswanya dan harus bisa mempromosikan nilai – nilai dasar etika sebagai basis karakter. Sehingga dalam pembelajaran di Sekolah tidak hanya teori yang diajarkan oleh guru, tetapi juga pengaplikasian perilaku yang baik kepada peserta didik agar dibudayakan dan dibiasakan dalam kehidupannya.

3.2  Saran

Kita sebagai calon tenaga pendidik, tentunya harus banyak belajar mengenai pendidikan karakter, sehingga kelak jika sudah terjun dalam dunia pendidikan di sekolah tidak canggung lagi untuk mengajarkan nilai – nilai etika yang baik kepada para peserta didik. Kita juga harus bisa menjadi guru teladan yang baik dan mampu membawa peserta didik untuk membiasakan berbuat kebaikan kepada semua orang, baik dalam hal pembelajaran, pergaulan, keagamaan, serta menghindarkan peserta didik dari kerusakan moral yang merajalela. Sehingga mampu mencetak generasi peserta didik yang berkarakter baik sesuai cita – cita dan komitmen Pendidikan Nasional bangsa Indonesia.

 

 

 

 

 

DAFTAR RUJUKAN

Gunawan, Heri.2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung :Alfabeta

Abdul Munir (2010), Pendidikan Karakter,Yogyakarta, Pedagogia

Chaerul Rachman dan Heri Gunawan (2011), Mengembangkan Kompetensi Kepribadian Guru yang Dicintai dan Diteladani oleh Siswa, Bandung : Nuansa Cendikia

Ahmad Tafsir (2004), Pendidikan Budi Pekerti, Bandung, Maestro

Chaerul Rachman dan Heri Gunawan (2009), Perencanaan dan Strategi Pembelajaran, Menciptakan Suasana Pembelajaran yang Bermakna, Bandung: Barokah Abadi